Rabu, 01 Agustus 2012
Hakikat "Sabar"
Selasa, 31 Juli 2012
Ibu, Sebuah Perenungan
Oleh: Sonia Faiqah
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com – Ibu, bukti nyata kasih sayang Allah untuk kita…
Sosok yang tak pernah jemu menyayangi dan melayani kita. Pernahkah kita mendoakan ibu di dalam sujud panjang shalat kita di sepertiga malam terakhir? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung.
Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, ibu kita yang keringatnya adalah kebahagiaan kita, rela bangun di malam hari yang dingin, tak peduli betapa ia lelah karena pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di siang hari, namun dia memilih bangun dari tidur lelapnya untuk menghadap Allah dengan penuh pengharapan, dengan sebait doa yang selalu dia minta pada-Nya, doa yang ditujukan untuk siapa? Untuk kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.
Sosok yang tak pernah jemu menyayangi dan melayani kita. Pernahkah kita mendoakan ibu di dalam sujud panjang shalat kita di sepertiga malam terakhir? Jika jawabannya iya. Anda sungguh beruntung.
Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, ibu kita yang keringatnya adalah kebahagiaan kita, rela bangun di malam hari yang dingin, tak peduli betapa ia lelah karena pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di siang hari, namun dia memilih bangun dari tidur lelapnya untuk menghadap Allah dengan penuh pengharapan, dengan sebait doa yang selalu dia minta pada-Nya, doa yang ditujukan untuk siapa? Untuk kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.
Resep Sehat Ala Rasul
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Ilbnu Majjah, dan Ahmad dari Abu Hurairah ra. dinyatakan
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
Kondisi demikian itu telah dicontohkan
oleh Rasulullah saw. yang hidup selama 66 tahun, Beliau hanya menderita
sakit sebanyak 2 atau 3 kali saja. Sakit Beliau adalah ketika pertama
kali menerima wahyu Allah swt. dan yang kedua adalah saat mendekati
wafat.
Senin, 30 Juli 2012
Kisah Seorang Ahli Ibadah yang Menyusuri Lautan
Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan,
Kami berada dalam sebuah perahu, lalu kami terlempar oleh angin
hingga sampai di sebuah pulau. Kami mendapati seorang laki-laki yang
menyembah berhala di pulau itu, maka kami bertanya kepadanya,‘Kepada siapa kamu menyembah?’ Dia menunjuk kepada sebuah berhala. Kemudian kami berkata,
‘Sesungguhnya ada benda seperti ini dalam perahu kami. Benda (berhala) ini bukanlah tuhan yang patut disembah.’ laki-laki itu balik bertanya,
Wasiat Seorang Ayah Kepada Putranya
Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq rahimahullah berwasiat kepada putranya, Musa. Beliau rahimahullah berkata:
Wahai anakku…. barangsiapa merasa cukup dengan apa yang menjadi bagiannya maka dia akan menjadi kaya dan barangsiapa memanjangkan pandangannya kepada apa yang ada di tangan orang lain niscaya dia akan mati dalam keadaan miskin. Barangsiapa yang tidak ridha dengan apa yang diberikan untuknya berarti telah mencacati Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ketetapan takdir-Nya. Barangsiapa menganggap kecil ketergelinciran orang lain maka menjadi besarlah ketergelinciran dirinya.
Kisah Sedih Si Gadis Miskin
Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.
Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang
telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis.
Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan
bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia
juga berhak merasakannya?
Langganan:
Postingan (Atom)