Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Ilbnu Majjah, dan Ahmad dari Abu Hurairah ra. dinyatakan
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
Kondisi demikian itu telah dicontohkan
oleh Rasulullah saw. yang hidup selama 66 tahun, Beliau hanya menderita
sakit sebanyak 2 atau 3 kali saja. Sakit Beliau adalah ketika pertama
kali menerima wahyu Allah swt. dan yang kedua adalah saat mendekati
wafat.
Sementara yang mempunyai pendapat 3 kali adalah ditambah ketika
Beliau disantet sehingga turun Surat al-Mu’ awwidzatain (an-Naas dan al-
Falaq)
Bisa kita bayangkan betapa prima
kesehatan tubuh Rasulullah saw. jika melihat betapa berat perjuangan
Beliau dalam membawa syariat Islam. Kondisi lingkungan yang sangat keras
dan tidak bersahabat, apalagi jika kita kaitkan dengan posisi Beliau
sebagai umat terutama sebagai panglima perang dalam setiap pertempuran
menghadapi pasukan kafir Qurays yang benar-benar ganas.
Sebagai umat Beliau, sudah selayaknya
kita berusaha mengikuti dan meneladani Rasulullah saw dalam usaha
menjaga kesehatan tubuhnya. Sebab dengan menjaga kesehatan tubuh berarti
juga merupakan ucapan rasa syukur terhadap Allah SWT. Sebagai umat
Beliau, sudah selayaknya kita berusaha mengikuti dan meneladani
Rasulullah saw. dalam usaha menjaga kesehatan tubuhnya. Sebab dengan
menjaga kesehatan tubuh berarti juga merupakan ucapan rasa syukur
terhadap Allah swt.
Bahkan dalam suatu pengakuan jujur dari
seorang penulis non-Islam, yaitu Michael H. Hart dalam bukunya yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Seratus Tokoh yang paling
Berpengaruh dalam Sejarah menyatakan Muhammad adalah satu-satunya
manusia yang sukses luar biasa diukur dari sisi keagamaan dan keduniaan.
Muhammad saw. adalah sosok pemimpin yang
di masa mudanya pedagang sukses terpercaya. Kehidupannya sehari¬hari
penuh kemiskinan. Beliau adalah sosok yang dermawan, penyantun anak-anak
yatim dan kaum janda, pembebas para budak serta penolong terhadap siapa
saja, sehingga tidak terpikir untuk hidup bermewah penuh harta.
Sejak Muhammad saw. diangkat menjadi
Rasul, kesih bukannya tiada terkira, siang malam, secara fisik dan
rohaninya. Namun dalam kesibukannya mengatur- dan membimbing umat itu,
kesehatannya selalu tampak prima, sehat walafiat. Bibir yang selalu
menebar senyum kedamaian, tidak pernah sakit hingga akhir hayatnya,
bahkan hanya berupa pusing dan sekali demam yang mengantarkan dirinya
menghadap Illahi Rabbi. Apa rahasia sehat Rasul?
Dalam kaitan dengan menjaga kesehatan ini, Rasulullah saw. memberikan beberapa hal yang mesti dilakukan, yaitu:
Selalu bangun sebelum Subuh
Rasulullah saw. menganjurkan kepada
umatnya untuk bangun sebelum Subuh tiada lain adalah mengandung banyak
hikmah yang amat besar, di antaranya:
a. Berusaha meraih ampunan dan pahala
dari Allah swt. yang besar. Dalam hal ini berusaha menggapai ibadah
shalat sunah (shalat tahadjud) yang merupakan salah satu ibadah shalat
yang sangat penting setelah shalat fardhu.
b.Udara saat sebelum Subuh merupakan
udara yang bagus bagi tubuh. Saat dimana udara masih bersih, jauh dari
polusi akibat pencemaran dari segala aktivitas manusia.
Terhindar dari kotoran udara yang timbul
dari polusi akibat pembakaran asap pabrik, asap kendaraan bermotor atau
polusi udara lainnya.
c. Menambah kekuatan pikiran dan
menyehatkan pikiran dan perasaan. Dengan kondisi yang masih segar, udara
pagi yang segar pula, kita mendapatkan ketenangan dan penuh
pertimbangan terhadap apa yang akan kita lakukan pada waktu berikutnya.
Aktif menjaga kebersihan
Sebagai penyampai wahyu Allah swt. yaitu
al-Qur-’an, Rasulullah saw. menyampaikan dan melaksanakan apa yang
terkandung di dalamnya yaitu pada Surat al-Ba-qarah ayat 222 yaitu:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(QS. al Baqarah: 222)
Kesucian dalam ajaran Islam adalah
sesuatu yang fundamental dalam setiap pelaksanaan ibadah
kepadaAllah.Tanpa didasari oleh kesucian baik lahir dan batin maka semua
amalan yang dilaksanakan tentunya akan ditolak oleh Allah swt. dan
tiada artinya. Untuk mencapai kesucian sebuah unsur, kebersihan adalah
salah satu hal yang mendukung per tama kali. Begitu juga dalam hal
menggapai kesucian jasmani dan rohani maka kebersihan jasmani dan rohani
sangat menentukan.
Rasulullah saw mencontohkan dalam
tindakan yang sederhana hingga yang paling serius. Mulai dari memotong
kuku, memotong rambut, menggosok gigi, hingga membayarkan zakat untuk
membersihkan harta dan jiwa. Setiap Jumat Rasulullah memperhatikan
kebersihan rambut, memakai pakaian yang paling bersih, suci, dan
terbaik, dengan harapan mendapatkan ibadah yang sempurna. Semua itu
tujuannya tiada lain adalah sebagaimana QS. asy-Syams ayat 9-10: ,
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”(QS.asy-Syams: 9-10)
Pola makan yang sehat dan seimbang
Dalam kesehatan, makanan yang bergizi,
seimbang, dan bersih sangat berguna bagi tubuh. Yang penting lagi adalah
halal, tidak berlebihan. Sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an
Surat al- Baqarah ayat 168 tentang kehalalannya dan QS. al-A’raf ayat 31
tentang makanan yang se-imbang dan tidak berlebihan.
Sebagaimana yang tersebut dalam al-Baqarah ayat 168 yang menyatakan:
“Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti lang¬kah-langkah syaitan; “(QS. al-Baqarah:
168)
Juga dalam QS. al-A’raf ayat 31 sebagai berikut:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.”(QS. al-A’raf: 31)
Sementara dalam hal minuman telah
bersabda Rasulullah saw dalam hadis dari Abu Ibnu Abbas ra. yang
menyatakan: Janganlah kalian minum seperti minumnya hewan. Tetapi
minumlah kalian dengan dua atau tiga kali, dan jika kalian minum
sebutlah (nama Allah) kemudian pujilah Dia (Hamdalah) ketika kalian
mengangkatnya (selesai). (HR. Tirmidzi)
Pada hakikatnya selain membuat tubuh
sehat cara yang dilakukan Rasulullah saw. ternyata juga bermanfaat untuk
mengontrol nafsu makan. Sebab nafsu makan yang berlebihan dapat
memperburuk kesehatan badan dan kesehatan finansial. Rasul hanya mau
makan bila telah merasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Banyak puasa
Tidak jauh pula dengan usaha menjaga
kesehatan badan, maka pengaturan makanan konsumsi yang masuk ke dalam
perut mesti diatur pula. Alat-alat pencernaan diberi kesempatan untuk
beristirahat, diberi beban untuk mengolah makanan dalam jumlah yang
sedikit sehingga
tidak memerlukan pekerjaan yang memberatkan. Hasilnya alat pencernaan tidak mudah sakit.
Rasulullah saw. memberikan himbauan lewat sabdanya: “Suumu tashihu” artinya “berpuasalah engkau akan sehat”. (HR. Ibnu Suni dan Abu Nu’ ain dari Abu Hurairah dalam Kitan at-Thib)
Tidak cepat emosional
Rasul tidak mempunyai sifat emosional
yang memunculkan kebiasaan cepat marah atau benci, hasad atau sifat
jelek lainnya. Hal ini dapat kita ketahui melalui hadis yang
menceritakan tentang perlakuan orang Qurays yang selalu melempari dengan
kotoran hewan atau batu hingga terluka. Beliau tidak membalasnya,
melainkan mendoakan agar cepat sadar dari kekeliruannya.
Bahkan seorang penyair filsuf Jerman,
Goethe, menyatakan: Maka adalah kewajiban manusia mengakui kebaikan
mereka (Islam) ini, mengakui buah pekerjaan mereka, bakti yang paling
baik dalam hal ini dapat dilihat dari pribadi Muhammad yang mempunyai
hati dan keyakinan,
jiwa yang tenang dan tenteram, semangat
hidup yang kuat, jiwa yang sadar menghadapi sekalian percobaan, tahan
menghadapi penyakit moral yang akan lenyap jika terus¬menerus
diberantas, serta senantiasa melakukan shalat dan doa yang naik ke
langit (zikir).”
Tidak mudah putus asa dan cemas
Rasulullah saw. adalah sosok yang jarang
sekali menampakkan kecemasan atau pun sifat marah, selalu bermuka manis
dan optimis, jauh dari sifat berputus asa dalam mengarungi hidup. Rasul
selalu berpandangan realistis, selalu optimis dalam menghadapi setiap
problem yang ada, dan menampakkan sikap yang konstruktif. Dengan sikap
positif inilah kiranya menunjukkan sikap yang optimis dan berpengaruh
positif bagi kesehatan.
Seorang muslim dengan tindakan
pendekatan ter-hadap Rabb-nya ( shalat, zikir, dll) akan memperoleh
ketenangan yang mendalam tanpa meracuni jiwa dengan ber¬bagai macam
obat-obatan penenang. Apalagi sejenis obat terlarang seperti ganja,
heroin atau yang sejenisnya. Dr. Carrel menyatakan “Dengan itu
tersingkaplah di hadapan kita alam baru.” Sementara Dr. GeorgeW Crik,
menyebutkan bahwa perasaan cemas itu bukan saja bersarang dalam jiwa,
tetapi juga dijantung dan otak sehingga berpengaruh kepada seluruh
badan. Karenanya Rasul Muhammad saw. menyarankan umatnya untuk selalu
menguasai diri, jangan cemas dan berputus asa dalam hidup.
Sebagai dasar kita bisa melihat beberapa ayat dalam al-Qur’anul Karim sebagai berikut:
“Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu dan se-sungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. al- Bagarah: 45)
Referensi : Zikir Obat Hati oleh Muhammad Akrom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar